DARI FITNAH BERBUAH SURGA



 
Enam tahun setelah hijrah, rasulullah Saw mempersiapkan pasukan dan bala tentara untuk menyusun perang ke bani musthalik. Seperti biasa, setiap beliau akan berangkat ke medan perang beliau selalu menggilir istri-istrinya sebagai pendamping kebetulan penyerangan kebani musthalik ini, giliran jatuh pada sayyidah Aisyah dan Aisyah sangat senang berbunga bunga akan mendampingi suaminya ke medan perang itu.

Peperangan berakhir dengan kemenangan muslimin dan mereka pulang dengan suka cita sambil menyayikan lagu gembira. Ketika hampir tiba di kota madinah rombongan berhenti sejenak untuk menghilangkan rasa lelah di tengah malam yang semakin larut. Kemudian rosullulah Saw memberi komando agar segera cepat melanjutkan perjalanannya. Setelah tibanya di Kota Madinah rombongan yang membawa tandu Aisyah ra, menurunkannya di depan rumahnya, namun semuanya kaget karena Aisyah tidak ada dalam tandu.

Rosullulah Saw dan sebagian sehabat menunggu dengan cemas serta sebagian mencari di sepanjang jalan yang telah di laluinya. Setelah beberapa saat akhirnya nampak dari kejauhan tampak seekor unta yang di tuntun oleh sofwan bin muthah as salami dengan membawa aisyah di atas punggung unta. Melihat itu rosululloh saw menjadi tenang,  lalu mendengarkan apa yang di beritahukan sofwan dengan baik dan mempercayai kebenarannya.

Aisyah menceritakan keterlambatannya sebagai berikut ‘’ sesaat sebelum ada perintah untuk melanjutkan perjalanan, saya keluar untuk menunaikan hajat. Selesainya, aku merasa kehilangan kalung aku cepat cari kalung itu, setelah di temukan aku bergegas kembali ketempat kita berkumpul, ternyata kalian sudah berangkat, kalian mengira aku di dalam tandu tersebut karna tidak seberapa berat badanku, aku duduk di tempat yang semula tubuhku kututupi dengan kain dengan rapat dan aku punya firasat bahwa sanya ada yang kembali menyemput dan mencariku, tak lama kemudian aku melihat sofwan bin muthalik yang terpisah dari rombongannya begitu ia melihatku berdiam seorang diri, sangat terkejut dan berkata innalillahi wa inna ilaihi roji’un, allah swt telah merahmati engkau wahai istri rosulluloh saw.  Mengapa engkau sampai tertinggal dari rombongan…? Aku diam tanpa epatah katapun. Kemudian ia turun dan menyuruhku untuk menaiki untanya ‘’naiklah’’ katanya sambil memalingkan wajahnya aku segera menaiki untunya dan mengejar kalian tapi, demi allah tidak bisa mengejar kalian bahkan kalian tidak merasa kehilangan apa apa. Aku tiba di madinah lebih siang dari yang lain. Dan setibanya, aku langsung kerumah dan tidur nyenyak.

Tersebar isu.

Dari madinah terdengar desas desus dari peristiwa itu, bahwa aisyah berlaku yang tidak sesuai dengan syariat dengan sofwan bin muthah isu itu di pelopori oleh kaum munafikin yang bernama abdullah bin ubai hingga tersebar seantero pelosok madinah 

Akhirnya berita ini sampai ke pendengaran rosulluloh saw. Ayah dan ibu aisyah. Ibu aisyah terkejut mendengar berita ini. Untung saja aisyah tidak mendengarnya karna sepeulang dari perjalan ia terserang demam, juga tidak ada yang berani untuk menuturkannya namun ia ketika melihat tingkah laku rosulluloh saw,  berubah biasanya beliau, rosulluloh saw sabar dan telaten ketika melayani aisyah  ketika sakit. Tapi kali ini nabi saw. Meyerahkan perwatannya kepada ummi rahman bahkan kalaupun beliau saw datang sekedar menjenguk dan menayakan keadaan melalui ibunya.

Aisyah tidak berani menanyakan perubahan tingkah laku nabi saw, sebab ia melihat suaminya melihat seperti orang kebingungan dan memikirkan suantu yang berat ia merasakan sakit hati dan di landa derita batin yang hebat, aisyah menahan diri dan berusaha untuk menghibur hati agar cepat sembuh dan dapat meningkap misteri kehidupan di balik sikap nabi saw.

Kemudia aisyah memutuskan untuk tinggal bersama orang tuanya di rumah orang tuanya ia tidak mendengarkan apa apa tentang dirinya, suatu malam aisyah mengajak ummi misthah bin raham bin abdul muthalib kesuatu tempat di tengah perjalan, ummi misthah secara tidak sadar mengungkap berita yang tersebar di kota madinah dari awal hingga akhir, mendegar kabar itu aisyah sangat terkejut. Hatinya bagai tersayat sembilu sebelum sampai tujuan ia bergegas untuk pulang, setibanya di rumah, ia berkata kepada ibunya ‘’ibu allah telah merahmatimu wahai ibu, mengapa engkau tega meredam berita yang ramai di bicarakan orang orang mengenaiku’’  setelah selesai ia langsung masuk kamar ia menangis sedih, melihat itu.ummu ruman mengejar anaknya sambil membujuknya ‘’nak’’ tenangkanlah hatimu, demi allah kebanyakan wanita cantik yang berada di tangan suami yang di cintai dan banyak pula madunya  pasti banyak gangguannya, namun bujukan itu tidak bisa menentramkan hati aisyah, semalaman ia tidak memejamkan mata, menangis hingga tidak ada air matanya yang mengalir keluar.

Di sisi lain rosulluloh saw  tidak dapat membendung fitnah yang telah merata hingga ke pelosok madinah isu itu sangat keji dan sangat menjijikkan, akhirnya beliau berpidato di depan kaumnya setelah beliau membca tahmid dan pujian kepada allah swt, beliau saw bersabda : ‘’hai kaumku semua mengapa masih ada orang yang mengganguku dan istriku.? Mereka mengatakan hal yang tidak sebenarnya, padahal aku tahu ia wanita yang baik demi allah, aku tahu juga ia masuk kerumahku selain denganku’’.

selain itu rosulluloh saw, melangkah menuju rumah mertuanya di sana beliau saw, bertemu aisyah sedang duduk mata membengkak dan menangis, aisyah masih bersedih apalagi kedatangan suaminya. Abu bakar dan ummi ruman hanya diam saja,  karena mereka tidak tahu apa yang terjadi.

Aisyah. Sapa rosulluloh saw, setelah memandanginya  ‘’tentu kamu telah mendengar berita yang tersiar selama ini. Bertaqwalah dan bertaubatlah kepada allah swt, sesungguhnya allah maha penerima taubat hambanya.’’

Mendengar sabda rosulluloh saw, serentak air mata aisyah mengalir deras, tubuhnya gemetar  menahan darah yang bergejolak, karena hatinya kebingungan, ia sangat marah, kesal dan ingin berteriak, tetapi sepatah katapun tidak terucap dari bibirnya,. Ia menoleh kepada orang tuanya memohon bantuan untuk menjawab. Tapi keduanya hanya terdiam saja, maka aisyah berteriak. ‘’Mengapa kalian tidak mau menjawab...?’’ abu bakar dan istrinya menjawab dengan rasa iba.  ‘’apa yang semestinya aku katakan, Nak..? demi allah, kami tidak tahu tentang masalah ini’’.

 Kemudia ia menatap wajah suaminya dengan mata menyala nyala karna menahan amarah, lalu berkata, demi allah aku tidak mau bertobat atas perbutan yang tidak aku lakukan. Demi allah akupun tidak tahu,aku tidak akan percaya atas tuduhan itu, aku yakin kalian juga tidak akan percaya, tetapi aku menyebutkan kata kata sebagaimana yang di sampaikan ayah yusuf ‘’ (maka kesabaran, yang baik itulah (kesabaranku). Dan allahlah yang dimohon pertolongannya terhadap apa yang kamu ceritakan)’’ (yusuf : 18)’’ kemudian aisyah berdiam diri.

Rosulluloh saw mendengarkan terdiam di tempatnya. Tiba tiba beliau jatuh pingsan, aisyah tahu biasanya pingsannya rosulluloh saw ketika menerima wahyu, kemudia beliau saw, di angkat dan di tidurkan membujur dan kepalanya di beri alas bantal.

Setelah nabi saw, sadar dari pingsannya beliau bangkit sambil mengusap keringat di keningnya, lalu menghapiri aisyah dan bersabda : ‘’ tenangkan dirimu aisyah, allah telah menurunkan wahyu yang menyatakan kebenaran dan kesucianmu’’. (Qs: an nur 18-19).

Mendengar itu abu bakar lega dan menarik nafas secara dalam dalam, dan ummi ruman memeluk anaknya, ia memberi isyarat kepada aisyah agar bangun menghadap suaminya. Namun aisyah tegas menjawab. Demi allah aku tidak mau berdiri menghadap padanya, tapi aku harus bersyukur kepada allah swt, yang telah menurunkan wahyu keberan tentangku,’’ dan sambil memandang kepada orang tuanya, aisyah berkata: ‘’ayah dan ibuku apakah kalian dapat mengatakan sesuatu sebagai alasan..? abu bakar dan istrinya yang sedang mencium dahi putrinya menghapus air mata yang mengalir karna kegembiraan menjawab, ‘’anakku, langit mana yang akan menaungiku bumi mana yang akan ku injak yang sama sekali tidak aku ketahui’’

Turunya wahyu itu sebagai pembelaan atas kesucian serta kebersihan aisyah dan merupakan sebuah penghormatan baginya tang tidak di miliki oleh istri istri yang lainya.

Rosululloh saw memandang peristiwa itu dengan penuh kasih sayang, beliau merasa iba melihat penderitaan yang hebat atas penderitaan aisyah. Akhirnya rosululloh saw membacakan wahyu itu di masjid  dan memrintahkan sahabat untuk menghukum orang orang yang menyebarkan dengan cambuk sesuai dengan perintah allah swt.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar