Dikisahkan pada saat terjadi gerhana
matahari, Rosululloh Saw bersama sahabatnya melaksanakan sholat gerhana lama
sekali. Tak biasanya beliau memimpin sholat yang sedemikian. Penyebabnya karna
Rosululloh Saw, ternyata beliau di tampakkan surga dan neraka oleh Allah Swt.
Ketika berkesempatan melihat surga
dan neraka, Rosululloh saw, bersabda sambal mendampingi para sahabatnya: ‘’saat
melihat neraka, yang pemandangannya belum aku pernah melihat mayoritas penduduknya adalah kaum wanita’’.
Seorang sahabat lalu bertanya, wahai
Rosululloh Saw mengapakah demikian.?
‘’karna kekufuran mereka.’’ Jawab Rosululloh Saw . ‘’ apakah mereka kufur
kepada Allah Swt,?’’ tanya sahabat tadi penasaran. Rosululloh Saw menjawab: ‘’ mereka kufur (durhaka) kepada
suami ; kufur (ingkar) terhadap kebaikan kebaikan yang di lakukan oleh suami
suami mereka. Seandainya engkau berbuat baik kepada istrimu sepanjang waktu,
kemudian istrimu melihat satu hal (yang tidak disukai) dari dirimu, maka ia pasti
akan bilang begini: ‘’aku tidak pernah melihat sedikit kebaikan dari
dirimu’’(HR.Imam Bukhori).
Apakah yang engkau pahami tentang hadis ini tentang muslimah ? anda jangan salah paham dulu. Rosululloh Saw bukan tipe pembenci wanita. Keyataannya, beliau sangana iman sejati, seperti mendiangnya Sayyidah Khodijah Ra. Tidak seperti tuduhan kaum feminis saat ini.
Sebenarnya diksi yang di pakai dalam kisah tadi menggunakan narasi yang konotasinya terbalik maksudnya Rosululloh Saw menyangkan para istri yang seharusnya menjadi bidadari penghuni surga, namun urung karna dosa tak seberapa kepada suami. Sejatinya,Rosululloh Saw hendak menguji mental kaum muslimah: bisakah mereka bertahan dan berani mengorbakn diri sendiri demi kebaikan keluarga.?
Secara lahiriyah, wanita memang diciptakan lemah Allah Swt, sebagaimana yang diungkapkan Oleh Rosululloh Saw ‘’Barangsiapa yang beriman kepada Allah Swt, dan hari kiamat, maka berbuat baiklah kepada kaum wanita. Sebab meraka di ciptakan dari tulang rusuk bagian atas yang paling bengkok. Jika engkau meluruskannya, maka engkau akan mematahkannya, tapi jika engkau biarkan tetap bengkok, maka selamanya ia akan bengkok. (HR.Muttafaqun alaihi)
Sama sekali, hadist ini tidak untuk
menyudutkan, apalagi mendiskriditkan peran wanita. Hadist ini hanya membahas
tentang latar belakang takdir wanita, bahwa setiap kaum hawa memiliki tanggung
jawab yang besar dalm lingkup rumah tangga. Tugas mereka bahkan lebih berat
dari pada tugas suami sekalipun.
Peran seorang istri tidak hanya
mengatur urusan rumah tangga atau juga menyenangkan suami, tapi lebih dari itu,
istri muslimah merupakan institusi pertama
dan yang mengawali pemikiran dan pendidikan putra putri masa depan
keluarga. Sebagaimana yang di katakana oleh seorang yang bijak: ‘’ ibu adalah
madrasahmu yang pertama dan madrasah ibumu yang kedua.’’
Wanita muslimah biasanya akan
memilih menghindari dari hal hal yang negative, ketimbang memaksakan diri dari
hawa nafsu yang belum tentu bermanfaat. Menetap dan berintraksi dengan keluarga di dalam rumah, bisa memiliki
hal positif yang lebih mulia. Dari pada harus capek melaksankan aktifitas lain di luar rumah,
yang justru lebih banyak menguras pemikiran dan tenaga ekstra.
Makanya, para psikolog modern sangat
menyangkan para ibu ibu yang semestinya bertanggung jawab mengawal persoalan keluarganya, namun lebih
banyak yang tidak peduli karena lebih senang meniti karir diluar lingkungan rumah tangga. Beraktifitas
di luar rumah, meski dengan niatan mencari nafkah kehidupan keluarga, bisa
malah tak mendatangkan pahala surge, karna menelantarkan keluarga di rumah.
Padahal Rosululloh Saw tidak senang bila ada seorang muslimah yang lebih senang jalan jalan keluar rumah ketimbang berada di luar rumah. Sabda Rosululloh Saw ‘’sesungguhnya wanita adalah aurat, sehingga jika keluar rumah di temani setan. Maka, kondisi terbaik (bagi kaum wanita) agar bisa lebih mendekatkan diri kepada tuhan (allah Swt) ialah saat ia berada di dalam rumah. ‘’(HR. Imam Ibnu Khuzaimah).
Jika demikian berarti semua orang sudah tahu akan pengabdian seorang ibu, seakan ia memang takdir untuk kaum wanita. Maka, setiap ibu muslimah seharusnya tidak lari dari takdir Allah Swt. Anggaplah setiap aktifitas berat yang di lakukan sebagai totalitas pengorbanan atas nama jihad untuk membentuk keluarga yang islami yang sejati, yang di bungkus dengan sakinah mawaddah warohmah.
Mengurus keperluan putra-putri, mencuci pakaian suami, memasak makanan, hingga memenuhi batin suami, merupakan tindakan sangat terpuji. Mengandung anak selama Sembilan bulan, melahirkan sambil menantang maut sebagai taruhannya, menyusui sampai dua tahun lamanya, hingga memenuhi kebutuhan anaknya setiap hari, merupakan pengabdia yang sangat terindah yang harganya tak ternilai dengan apapun makanya pantaslah sebuah pepatah mengatakan’’surga ada di telapak kaki ibu’’ karna pengabdianmu sangatlah luar biasa.
Pengabdianmu sangat amat berat,
pastinya akan mengundang pahala yang bergunung gunung dari Allah Swt. Maka, tak
mengherankan jikalau Allah Swt, telah menyiapkan pahala surga bagi istri
sholihah muslimah yang berani menantang kerasnya kehidupan dunia. Hal ini bisa
di pahami dari sabda Rosululloh Saw ‘’
setiap wanita yang meninggal dunia sedang suaminya Ridho kepadanya, maka ia
pasti masuk surga.’’ (HR.Imam tirmidzi, Iman Ibnu Majah, dan Iman Hakim). (Jendral_Ngalam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar