Makna dibalik Hangatnya Hujan


Oleh : Inayatul Mangfiroh




Langit tampak mendung, sesegera mungkin kupercepat langkah kakiku. Namun, tetap saja hujan turun dengan tanpa permisinya, dan aku memutuskan untuk menepi menunggu hujan reda di sebuah gubuk tua entah milik siapa.
Sekitar limat menit aku menunggu, keluar seorang nenek tua dari gubuk aku berteduh sambil membawa dua cangkir teh hangat, satu untukku dan yang satu untuk nenek sendiri.
Mari sini nak duduk di kursi, kata nenek mempersilahkan duduk


Dan akupun duduk di kusi yang di sediakan nenek, oh iya nek ijah namanya.
Dari mana nak, jam segini kok baru pulang, tanya nek ijah kepadaku
Iya nek, itu tadi saya pulang sekolah mampir ke toko buku , kemudian hujan turun dengan tanpa permisinya dan sayapun menepi ke rumah nenek, maaf  jika kehadiran saya merepotkan nenek. Jawabku sambil mengatur bahasa sebaik mungkin.
Hushh ... iya sama sama nak.. sepertinya hari ini kamu merasa kesal dengan turunnya hujan nak.
Hmm iya nek, demikianlah. Jawabku sedikit mengerutkan dahi.

Jangan membeci hujan ya nak..
Hmm kenapa nek? Jawabku penasaran
Boleh ya nenek berbagi sedikit hal saja
Boleh boleh nek, jawabku sambil siap siap mendengarkan
Baiklah, hujan itu rahmat nak. Banyak yang harus kau pelajari darinya
Pertama
Hujan itu dapat memotivasi perjuanganmu nak, lihtlah  hujan meski berkali kali jatuh ia tak pernah menyerah
Kedua
Hujan turun setelah kemarau yang panjang, bukankah kesabaran kuncinya?
Hayoo masihh mau membenci hujan? Tanya nenek sambil bergurau dan berhasil memecah perenunganku.
Hmm .. ti tidak nek, jawabku sedikit terpatah patah
Meski hujan reda, hujan memberikan kesejukan tersendiri bukan?
Iyaa nekk ..
Sudahkah kau demikian?
Emm.. belum cukup nek..jawabku dengan mata berinar binar penyesalan
Ke empat nak
 Hujan bisa marah jika manusia tak ramah, sudahkah kau peduli pada sesama?
Cukup nek jawabku gembira menjadi bagian dari hujan.
Emh ... dehem nenek sambil tersenyum
Dan yang terakhir nak..
Hujan sangat baik sekali telah menemukan nenek dan kamu disni sekarang kata nek ijah penuh keakraban.
Heheh nek ijah bisa saja.
Hehe iya ... jangan membenci hujan ya nak
Siap nek, bahkan aku sekarang akan belajar tak membenci apapun kecuali yang menjauhkan aku dengan Allah. Aku harus belajar!!!
Ingat ya nak, belajar bukanlah bertajuk pada sebuah buku saja, alam adalah kitab yang terbentang luas, selamat  belajar nak .. kata nek ijah
Iya nek, terimakasih nenek. Oh ya , hujan sudah reda nek, aku pulang dulu ya nek.
Loh teh nya belum diminum nak , kata nek ijah mengingatkan
Nenek sii cerita saja... jawabku sambil bergurau

Setelah minum teh dan bersalaman dengan nenek, akupun mohon pamit pulang. Sepanjang perjalanan hanya satu yang aku pikirkan, masih tetap ni’mat Allah yang selalu datang tanpa berkurang. Lalu, hujan pun turun lagi dan akupun tak menepi.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar