Rangkaian Mudzakaroh Ilmiah dan Islamiyah telah sampai
pada sesi ketiga, yang dilaksanakan pada Ahad (7/11). Kali ini mengangkat tema
“Dengan Literasi dan Social Impact, Mari Menginspirasi dan Memberi
Dampak”.
Ada yang berbeda dari mudzakarah
kali ini, yaitu mengundang dua narasumber sekaligus. Narasumber yang dihadirkan
pun bukan narasumber biasa, mereka adalah Makhyatul Fikriya, Top 7 Duta Santri
Nasional 2021 dan M. Ikhsan Kamaluzaman, Runner Up Duta Santri Nasional 2018.
Meskipun dilangsungkan pada siang hari, acara ini tetap menarik karena pembawaan
dari narasumber yang menyenangkan dan sifatnya yang seperti talkshow.
Literasi dan Sosial Impact
Berbicara literasi, negara kita
Indonesia adalah negara yang memiliki jiwa literasi yang amat sedikit. Dikutip
dari hasil studi yang berjudul “The Wold’s Most Literate Nations” pada Mei 2021
lalu, menyebutkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-60 dari 61 negara. Itu
berarti Indonesia menjadi peringkat ke-2 dari bawah dalam hal literasi. Padahal,
dengan berliterasi membawa banyak pengaruh pada kehidupan sosial kita.
Tanpa kita sadari, dengan
berliterasi akan membuat kita bahagia. Dengan berliterasi juga, menyebabkan
angka stress menurun. Quarter life crisis yang dialami oleh hampir 73% pemuda
bisa diobati dengan membaca buku atau berliterasi. “Karena dengan membaca, dia
akan menemukan jati dirinya, dengan menemukan jati dirinya dia akan menemukan
passionnya, dengan passionnya dia akan tau dia harus jalan kemana. Karena
terkadang di quarter life crisis ini, orang terombang-ambing dan bingung
mau kemana”, ucap kak Ikhsan.
Selain membicarakan budaya literasi,
mudzakarah kali ini juga membahas bagaimana social impact. Kak ikhsan
menuturkan bahwa social impact mempunyai arti bahwa kita menyadari kita ini
adalah makhluk sosial, bentuk kepedulian kita dan kepekaan terhadap sekitar, dan
apa yang bisa kita lakukan untuk orang lain. “Social Impact merupakan wujud
kita berterimakasih dalam banyak hal, salah satunya diberi kesempatan untuk
hidup”, tambah Kak Mahya.
“Dari literasi membuka mata tentang
duniawi dan menyadarkan diri tentang ukhrawi”, tutur Kak Mahya dalam closing
statement-nya. Kesimpulan dari mudzakarah ilmiah dan islamiyah yang ketiga
ini adalah literasi adalah pondasi awal untuk melakukan perubahan. Social
impact ada karena kesadaran, kepedulian kepada sekitar. Cinta berawal dari
rasa nyaman. Maka, nyamanlah dengan titrasi dan social impact temukan
cinta di dalamnya. Ketika kita membantu orang lain, kita yang butuh kebaikan,
kita yang butuh untuk melakukannya. Tidak perlu takut untuk memulai hal besar
datang dari hal-hal kecil yang kita lakukan. Just do it!
Semoga Bermanfaat. Tahiyyah
‘Arobiyyah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar