Pada 1500 tahun yang lampau, ketika
budaya patriarki sangat kental, bangsa Arab menganggap bahwa perempuan
itu sangat rendah derajatnya dibandingkan laki-laki. Di Mekkah waktu
itu, kelahiran anak perempuan disambut dengan kemurungan. Banyak dari
mereka yang dikubur hidup-hidup. Karenanya masa itu disebut dengan zaman
Jahiliyah, di mana akal dan nurani terbelenggu kebodohan.
Adalah
Nabi Muhammad saw. yang datang dengan risalahnya, yang secara bertahap
mengubah budaya patriarki yang diskriminatif dan kejam terhadap
perempuan menjadi budaya yang menghargai keberadaan perempuan.
Dalam sebuah hadis, Nabi bersabda,
عن عقبة
بن عامر قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: من كان له ثلاث
بنات، فصبر عليهن وأطعمهن وسقاهن وكساهن من جدته، كن له حجابا من النار يوم
القيامة. رواه ابن ماجه
Dari
sahabat Uqbah bin Amir berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda,
‘Barangsiapa yang mempunyai tiga anak perempuan kemudian dia bersabar,
memberi makan, minum, dan pakaian dari jerih payahnya, niscaya mereka
bagi ayahnya akan menjadi penghalang dari neraka.” (H.R. Ibnu Majah)
Dalam hadis riwayat Imam Ahmad disebutkan dengan redaksi,
وَأَقَامَ عَلَيْهِنَّ كَانَ مَعِي فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا وَأَشَارَ بِأَصَابِعِهِ الْأَرْبَعِ
Dan mendidik mereka, maka dia bersamaku di surga seperti ini dan beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan tengah.
Isyarat
beliau dengan jari tersebut menunjukkan betapa dekatnya derajat orang
yang merawat dan mendidik anak perempuannya dengan Nabi Muhammad. Mereka
berdampingan sebagaimana telunjuk dan jari tengah selalu berdekatan.
Pernyataan Nabi ini merupakan sebuah ultimatum yang tegas dan
revolusioner di tengah keadaan masyarakat yang begitu merendahkan
martabat perempuan.
Ibnu Hajar dalam Fathul Bari
mengatakan keutamaan tersebut bagi siapa saja yang memiliki berapapun
jumlah anak perempuan yang dididik dan dirawat dengan penuh kasih sayang
oleh mereka. Sebagaimana dalam hadis lain disebutkan,
عن عائشة
ـ رضي الله عنها ـ قالت: دخلت امرأة معها ابنتان لها تسأل فلم تجد عندي
شيئا غير تمرة، فأعطيتها إياها فقسمتها بين ابنتيها ولم تأكل منها، ثم قامت
فخرجت، فدخل النبي صلى الله عليه وسلم علينا فأخبرته، فقال: من ابتلي من
هذه البنات بشيء كن له سترا من النار. رواه البخاري ومسلم.
Dari
Aisyah r.a. berkata, “Datang padaku seorang wanita bersama dua anak
perempuannya, dia meminta sesuatu dan aku tidak memiliki apapun kecuali
satu butir kurma lalu aku memberikannya kepada wanita itu, lalu dia
membaginya menjadi dua di antara kedua anaknya dan dia tidak memakannya
sama sekali. Lalu dia berdiri dan keluar. Kemudian Nabi saw. masuk lalu
aku menceritakan hal itu. Beliau bersabda, “Barangsiapa yang diuji
dengan (kehadiran) anak perempuan maka mereka akan menjadi penghalang
baginya dari api neraka.” (H.R. Bukhari & Muslim)
Bukan
berarti merawat dan mendidik anak laki-laki tidak akan mendapatkan
pahala, hanya saja waktu itu Rasul ingin menghilangkan budaya patriarki
yang mendarahdaging di kalangan umatnya saat itu. Beliau ingin
menyadarkan mereka bahwa memiliki anak perempuan ataupun laki-laki
sama-sama anugerah dan rezeki yang Allah berikan kepada setiap orangtua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar