Oleh : Ahmad Mirza Wildan abrar
Nim : 16150039
Indonesia
dulu dan kini telah banyak merotasi kehidupan tatanan di dalamnya, sehingga
banyak berimpas kepada moral anak bangsa, yang semakin carut marut
kehidupannya, semakin tidak terkontrol lagi bak anak ayam terlepas dari
induknya.
Penulis mencoba menelaah makna dari filosofis diatas yaitu anak ayam. Jika di kolaborasikan dalam indonesia saat ini ummat merasa kebingungan menjadi sosok yang bisa menjadi pengayom, pelindung, bahkan menjadi penghangat di waktu kedinginan dan menjadi penanaung ketika kepanasan.
Jika kita melihat realita kehidupan bangsa indonesia, tidak jauh dari hiruk pikuk dan carut marut, bangsa ini. Baik anak mudanya bahkan orang tua sekalipun seakan akan lepas dari induknya, maksud dari penulis adalah ummat sekarang ini tidak ada pengayom ummat yang teduh kata katanya, pelindung yang sejati yg mengembangkan rasio secara komptible dengan kehidupan saat ini.
Bukan karna tanpa sebab, ada beberapa faktor mereka tidak terkontrol diantaranya mereka kehilangan sosok ulama, tokoh yang betul betul bisa mengayomi masyarakatnya, karna kebanyakan hari ini tokok mereka dibentur benturkan dengan dunia politik, dibenturkan dengan dunia kontroversial, sehinggaa mereka lupa bahwasanya ada yang lepih penting dari itu, yaitu menjaga, menganyomi masyarakatnya lebih majemuk lagi.
Sudah selayaknya
seorang tokok masyarakat itu menjemput bola, dilapangan yang mengalami
kerusakan bukan malah membiarkan sehingga mereka tidak terkontrol oleh
siapapun, oleh sebab itu selaku tokoh, tidak boleh duduk manis serta cuci
tangan membiarkan saudara saudara kita, yang berada dilandang masalah ditengah
lapanga. Wahai tokoh agama, kami butuh uluran tangan panjangmu, jika kami ada
dilembah tidak ada yang menjempunya, jangan harap kami bisa naik keatas. Maka dari
itu, sebagai anak bangsa kita harus saling gotong royong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar