Oleh Ahmad Hanif |
Tak terka hawa pembuka dialog
Lebih cepat dari ku menutup monolog
Sementara otak kosongku terisi
Siapa hawa yang tadi...
Siapa ananda hawa?
Lumrah namamu dikontak
Siapa adam lancang menolak?
Sesaat lubukku balik tak bolak...
Serutuku membisu kaku
Setelah beradu argumen lucu
Sayut-sayutan seri mukaku
Serasa surut lautan madu...
Belum lama bercengkrama
Sekitar puluhan chat tak bermakna
Sayang, pandangan gersangku tangkap basah
Seribu sayang, kabur tak tentu arah...
Sesampainya singgasana
Mustahil tuk bertatap muka
Cukup sekuncup bunga tertutup
Yang cermati kita siapa...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar