Malang – Bertepatan dengan
Hari Santri Nasional, Mudzakarah Ilmiah dan Islamiyah mengundang Runner Up
Duta Santri Nasional 2021, Ustadz Dede Dendi, sebagai narasumber pada Ahad
(30/10).
Mudzakarah Ilmiah dan Islamiyah
merupakan agenda rutin dari Divisi Tarqiyah At-Tholabah setiap periode
kepengurusan. Dan untuk memperingati Hari Santri, Mudzakarah kali ini bertajuk
“Santri Menjaga Bumi, Menebar Cinta untuk Ibu Pertiwi”. Mudzakarah ini diikuti
oleh seluruh mahasiswa, khususnya mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab.
“Masih anget-angetnya Hari
Santri, kita ingin menyingkap bagaimana peran pesantren juga santri dalam
menebar kedamaian antar umat, baik melalui literasi maupun mengabdi”, ungkap
Alvian Izzul, selaku CO Divisi Tarqiyah At-Tholabah terkait latar belakang tema
tersebut.
Tak hanya itu, narasumber Mudzakarah
kali ini tidak kaleng-kaleng. Beliau adalah Ustadz Dede Dendi, Runner Up
Duta Santri Nasional 2021. Selain itu, beliau juga kandidat Doktor “Studi
Agama” UIN Bandung.
Sarjana yang Kyai, Kyai yang
Sarjana
Menurut Ustadz Dede Dendi, tugas
santri di era sekarang semakin komplek, karena selain menjaga bumi berbasis
agama, juga harus berbasis sosial. Beliau juga mengutip dari Yusuf Al-Qardawi
bahwa setidaknya ada 4 hal yang harus dikuasai seorang santri, yaitu dalam
aspek sosial, ekonomi, politik, dan ekonomi.
Saat ini u”lama” kalah dengan
u”baru”. Jika u”lama” itu mengkaji kitab, mengkaji di pesantren, maka u”baru”
mengkaji kitabnya di kuliah, whatsapp, instagram, dan media
digital lainnya. Dan itu mengalahkan ulama-ulama yang kompeten dalam bidang
agama.
“Saya berharap di Mudzakarah ini nanti menghasilkan
mahasiswa yang kyai dan kyai-kyai yang sarjana. Sehingga output-output
dari UIN menghasilkan sarjana yang kyai dan kyai yang sarjana” tutur Ustadz
Dede di tengah penjelasannya.
Kesimpulan dari Mudzakarah Ilmiah dan Islamiyah kali ini adalah mengerti akan makna dari peran santri dalam menjaga bumi adalah bagaimaa seorang santri bisa bersikap moderat dalam melihat aliran yang ada di Indonesia serta kemampuan memilih dan memilah antara aliran-aliran tersebut. Sedangkan menebar cinta untuk ibu pertiwi adalah dakwah. Dakwah yang baik adalah dakwah yang baik aspek penyampaiaan dan apa yang disampaikan.
Semoga Bermanfaat. Tahiyyah ‘Arobiyyah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar