Rahasia Dibalik Syi'ir "Turi Putih"


 Rahasia Dibalik Syi'ir "Turi Putih"

Oleh : Muhammad Rifqi Falah Al-Farobi




 Lagu turi putih merupakan lagu cipaan ulama’ asli kelahiran Indonesia, beliau adalah Kanjeng Sunan Kalijogo. Lagu ini bukan sembarang lagu, tetapi memiliki makna yang dalam di setiap liriknya. Lagu ini merupakan bukti kecerdasan walisongo dalam berdakwah. Beliau mampu mengislamkan masyarakat Jawa yang memiliki budaya yang begitu kental. Masyarakat Jawa yang dulu berbeda dengan sekarang. Orang Jawa dulu mayoritas beragama hindu budha, dan memiliki budaya masing-masing.

 Lagu turi putih memiliki makna yang sangat menyentuh hati dalam setiap liriknya. “turi putih” kalimat “turi” merupakan bahasa Jawa yang asalnya “mituturi” yang berarti “menasehati”. Kain kafan “putih” kalimat “putih” melambangkan kain kafan yang berwarna putih, yang berarti kematian. Lagu turi putih merupakan lagu yang mengingatkan kita kepada kematian. “ditandur ning kebun agung”. Ini bermakna orang yang meninggal akan ditandur “ditanam” dalam artian di kubur. Kata “ning kebon agung” dalam bahasa Indonesia berarti “di kebun yang mulia, berarti kuburan. Orang yang meninggal akan dibungkus kain kafan dan akan dikuburkan di kuburan yang mulia. Kemudian disambung dengan lirik “ono cleret tibo nyemplung” yang dalam bahasa Indonesia berarti ada kilat yang jatuh. Sunan kalijogo menggambarkan kehidupan ini seperti kilat yang begitu cepat. Tanpa ada yang mengira kehidupan ini memang berlalu begitu cepat. Oleh karena itu, apa yang harus kita persiapkan dalam menghadapi pertanyaan malaikat penanya kelak di hari akhir. “mbok kiro kembange opo?” kamu kira apa bunganya?. Bunga identik memiliki bau yang wani nan menyengat. Bunga disini diartikan sebagai amal kita, amal baik apa yang telah kita lakukan selama hidup di dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar